Kamis, 26 Juli 2018

Telkom 4 Hampir 100% rampung dan Luncurkan Satelit Telkom 4 pada Agustus 2018

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk akan meluncurkan satelit Telkom 4, satelit kesepuluh milik Telkom pada Agustus 2018.

Direktur Keuangan PT Telkom (Persero) Tbk, Harry M Zen mengatakan pihaknya masih belum memutuskan apakah akan menjadi peserta dalam lelang satelit yang ditawarkan pemerintah. Pastinya, pihaknya kini tengah mempersiapkan peluncuran satelit baru Telkom yang akan menggantikan Telkom 1 yakni Telkom 4.

Seperti diketahui, pada medio 2017, Satelit Telkom 1 mengalami gangguan. Salah satu akibat terganggunya satelit itu, sejumlah anjungan tunai mandiri (ATM) tak bisa digunakan. Gangguan tersebut disebabkan umur satelit yang sudah tua.

Telkom 4, tutur Harry, rencananya akan diluncurkan pada pertengahan Agustus 2018. Adapun, Space System Loral (SSL) merupakan pabrikan yang terlibat dalam satelit baru ini. Peluncuran rencananya akan dilakukan SpaceX.

"Belum diputuskan (apakah akan ikut lelang satelit pemerintah). [Peluncuran Satelit Telkom 4] pertengahan Agustus," ujarnya, Sabtu (28/4/2018).

Sebelumnya, Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga mengatakan Telkom 4 akan mengisi slot orbit yang diisi Telkom 1. Penghentian operasi Telkom 1, jelasnya, membuat slot orbit di 108 derajat bujur timur kosong.

Adapun, estimasi nilai investasi pengadaan Satelit Telkom 4 mencapai US$200 juta. Satelit ini didesain agar bisa memuat 90 transponder yang terdiri dari jenis C-Band, S-Band dan Ku-Band.‎ Dengan desain itu, satelit memiliki kapasitas lebih besar daripada Telkom 1 yang memiliki 30 transponder.

Selain dari sisi kapasitas, jangkauan Satelit Telkom 4 pun dua kali lebih luas dari satelit sebelumnya karena bisa menyentuh India. Cakupan ke India menjajdi penting karena Telkom berencana menyewakan 24 transponder.

Untuk bisnis Pay tv maupun Freesat lainnya yang numpang di satelit tetangga segera pindah ke telkom 4. Dulu channel lokal pada satelit telkom 1 yang pindah ke telkom 3s tetap ditempati di telkom 3s, ujarnya.

Alex mengakui bisnis satelit memiliki risiko yang cukup tinggi, dari sisi peluncuran dan pengoperasiannya. Namun, risiko itu terbayar dengan peluang bisnis yang besar karena satelit masih dibutuhkan untuk mendukung ketersediaan jaringan di tengah terbatasnya kapasitas jaringan kabel.

"Memang bisnis satelit ini penuh risiko, tapi benefit-nya besar juga,"

Selasa, 24 Juli 2018

LNB C-Band ini bikin ketagihan Tracking ( NOISE 8K )

Hallo pecinta televisi via parabola, saya bagi bagi pengalaman. Kemarin saya beli lnb c-band untuk pasang sendiri... sampai ditoko memilih bukan merk lnbnya..... menurut pemilik toko sama aja.... pelayan toko marah akhirnya keluarkan semua berbagai merk....

 NOISE yang tersedia ditoko :

  • 17k
  • 15k
  • 12k
  • 10k
  • 8k
Saya ambil yang noise 8k... soal harga... yaitu harga lnb noise 17k ditambah 25% itu harganya.... karena harga tidak sama.. dengan daerah lain...
 lihat gambar dibawah ini merk MMP noise 8k
 menurut pemilik toko lnb ini terbaru kata salesnya
 Setelah dipasang..... sulitnya masa ampun... ternyata kedalaman lnb 17k dengan 8k sangat berbeda... dulu 17k kedalaman 38 jka menggunakan noise 8k kedalaman 40.
Setelah diatur.... kedalaman 40 jarak bibir lnb teklom 3s ke palapa d 3,5 cm untuk dish jaring 6 feet.... hasilnya luarbiasa....

inilah hasil foto signal palapa d dan telkom 3s menggunakan receiver tanaka T22 dibawah ini :





Senin, 23 Juli 2018

Buku panduan Nin Media Freesat Sebelum Pasang Parabola mini

Hallo pelanggan setia ninmedia freesat di jalur satelit chinasat 11 ku-band. Ninmedia dibilang Pay TV menurut rakyat kecil karena parabolanya mini dan jauh berbeda. Karena ini kebanyakan menggunakan parabola jaring, setelah saya hobi pasang jamur lebih dari 8 jamur terpasang di dinding, atap dan lainnya. Jamur saya beli di tukang rongsok harga kisaran 100.000.

Yang terhormat, Pelanggan setia CENET SERVICE

Saya tawarkan parabola mini kepada anda dengan harga Rp1.000.000 Gratis pasang. Harga tersebut terdiri dari :


  1. Parabola mini 100cm
  2. 1 rol cable
  3. LNB ku-band
  4. Receiver HD dvb-s2
Setelah dipasang dan barang tersebut milik anda.

Ninmedia merupakan saluran hosting yang artinya mengambil channel FTA dari satelit palapa d, telkom 3S dan langsung dari pusat yang penegak studio tersebut secara gratis dan iklas. Channel dapat berubah sewaktu waktu. Karena studio induk hanya di palapa d / telkom 3s. Jadi anda jika terlanjur pasang jangan protes tentang no signal, gambar blank, suara lambat dan sebagainya.... karena gambar/ suara terganggu dikarenakan  hosting NINmedia. Pihak nin media tak pernah memproduksi alat digital/receiver rekomandasi Karena ini TV rakyat indonesia yang artinya  telah tersedia ditoko elektronik bebas merk apapun, dengan syarat sudah MPEG4 dan audio AAC.

Kekurangan Pasang ninmedia

  1. signal hilang saat mendung maupun hujan
  2. Sebagian channel tidak komplit seperti parabola jaring
  3. Channel hilang karena pihak hosting keluar dari ninmedia dan segera mengganti channel baru karena mempunyai satu TP 45 channel
  4. Sebagian Channel Suara cekot cekot
  5. Sebagian channel gambar meleleh/blank
Keuntungan Pasang ninmedia


  1. Parabola mini tidak memakan lokasi luas
  2. Signal menyatu dari 45 channel kualitas signal sama rata
  3. Channel Premium gratis seperti diamond earth, sfi prima, avava bollywood, black diamond, diamond tv, red diamond, dan lainnya
  4. FTA selamanya artinya tanpa bayar bulanan
Silahkan baca dengan cermat, sebelum memasang parabola mini ninmedia.

pengumuman.....
Semoga tulisan tangan ini bermanfaat. untuk pelanggan cenet service

Jumat, 20 Juli 2018

Channel Premium Di satelit Palapa D dan Measat 3a ku-band FTA di Receiver ini.

Hallo pecinta bola, semoga kalian Sehat semua. Saya akan membagi channel premium yang akan FTA dengan menggunakan receiver tertentu. Sepertinya akan fta terus garmedia menggunakan rex khusus seperti SMV tv yang ada di satelit ABS 2....

Anda Harus Lock satelit palapa d atau measat 3a ku-band terlebih dahulu

Inilah daftar freq di palapa d c-band

3600 V 31000 DVB-S2 FORMAT MPEG4 K-VISION
3767 H 4000 DVB-S2 TVRI SPORT Menyiarkan ICC seperti PPTV akan FTA

Inilah daftar freq di measat 3a ku-band

12396 H 31000 K-VISION sebagian fta menggunakan receiver khusus
12436 H 31000 GARMEDIA/k-vision ALL FTA
                            untuk MNC Group juga FTA  menggunakan receiver khusus

Saya telah menggunakan receiver dibawah ini terbukti channel premium FTA

1. Lgsat Stars HD Receiver Parabola Free Channel Premium

Yang satu ini juga FTA yaitu matrix garuda HD dan inilah data freq fta di palapa d
4100 V 29900 DVB-S2 BEIN SPORT 1,2,3 DAN Trans 7 Trans TV ANTV
3767 H 4000 DVB-S2 TVRI SPORT Menyiarkan ICC seperti PPTV akan FTA

2. matrix garuda HD free beinsport 1tahun

Receiver ini sudah lama PROMO FTAnya full seperti cannel musik, kids, movie, sport dan channel lokal lainnya. freq topas di palapa d
3960 H 30000 dvb-s2
3767 H 4000 DVB-S2 TVRI SPORT Menyiarkan ICC seperti PPTV akan FTA

3. topas HD free 2tahun


CATATAN : TVRI SPORT Menyiarkan ICC AKAN diacak maut seperti : StreamGuard Tongfang, ABV, Conax Neotion SHL jjijika anda beli receiver seperti diatas tetap FTA Saya akan pantau terus receiver yang Free Channel Premium

INFO MENARIK LAINNYA GABUNG FACEBOOK
Semoga tulisan tangan ini sangat bermanfaat kita semua

Streaming MTA TV


===


===

Streaming RODJA TV


===


===

Streaming ANTV


===

===

Streaming NET

===


===

Rabu, 18 Juli 2018

Streaming NAGASWARA TV

Nagaswara adalah perusahaan rekaman asal Indonesia. Nagaswara didirikan oleh Rahayu Kertawiguna pada 9 September 1999 di Jakarta. Di awal berdirinya, Nagaswara hanya memproduksi lagu karaoke, musik house, remix dan berkembang menjadi label yang mempelopori lagu-lagu bergenre dance house music. Tahun 2000–2003, imej Nagaswara sudah melekat sebagai "Indonesia’s No.1 Dance Label".
                                       Nagaswara.jpg
Di tahun tersebut, Nagaswara juga menjalin kerjasama dengan beberapa label multinasional dari Eropa, dan mendapatkan lisensi induk artis-artis mereka untuk diedarkan di Indonesia. Tahun 2004, Nagaswara bergabung dengan Supreme Music GmbH untuk mengedarkan album Groove Coverage, Covergirl di Indonesia.[1] Album dengan hits single God is a Girl milik band Jerman itu berhasil meraih angka penjualan Platinum di tanah air.

Tahun 2004, Nagaswara yang mulai berkantor di Jl. Johar 4U, Menteng, Jakarta Pusat, memproduksi album kompilasi artis lokal bekerjasama dengan stasiun radio swasta Mustang FM berjudul Gulalikustik. Album yang dirilis pada bulan September ini memperkenalkan Kerispatih, Plus Minus, After, dan Gemala.


Sebelum resmi memakai nama Nagaswara Music & Publishing di akhir tahun 2005, Nagaswara mengontrak Kerispatih dan merilis album perdana yang berjudul Kejujuran Hati. Album tersebut melahirkan hits seperti "Kejujuran Hati", "Cinta Putih", dan "Lagu Rindu". Sebagai band pendatang baru, Kerispatih banyak mencatat prestasi dan meraih berbagai penghargaan lewat album ini.

Sukses Kerispatih diikuti oleh artis-artis Nagaswara lain seperti T2 (2007), Wali (2008), Hello Band (2008), Merpati Band (2008), The Dance Company (2009), dan Zivilia (2009). Nagaswara membuka pintu lebar bagi kehadiran artis baru yang ingin berkarya. Dengan sebutan Big Indie, hingga akhir tahun 2010, Nagaswara sudah menaungi banyak artis penyanyi dan band dari berbagai genre musik.

Menandai perubahan selera pasar kepada musik dangdut di awal tahun 2000-an, Nagaswara kemudian melahirkan banyak penyanyi dangdut seperti Zaskia Gotik, Fitri Carlina, Siti Badriah, Hesty "Klepek-Klepek" dan lain-lain. Konsep musik EDM atau Electronic Dancedhut Music yang membalut hampir semua lagu-lagu dangdut produksi Nagaswara, menjadikan label musik ini sebagai pelopor musik dangdut modern.


Streaming SCTV sumber : metube.id

SCTV (singkatan dari Surya Citra Televisi) adalah sebuah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. SCTV merupakan stasiun televisi swasta kedua di Indonesia setelah RCTI. SCTV lahir pada tanggal 24 Agustus 1990 sebagai stasiun televisi lokal di Surabaya yang berpusat di Jl. Darmo Permai, Surabaya, Jawa Timur. Meski tanggal itu ditetapkan sebagai tanggal lahir SCTV, namun baru tanggal 1 Januari 1993, SCTV mendapatkan izin sebagai stasiun televisi nasional di Jakarta. Kantor operasional SCTV pun secara bertahap dipindahkan dari Surabaya ke Jakarta, namun studio SCTV tetap berada di Surabaya. Awalnya, mayoritas saham SCTV dimiliki oleh Bimantara Citra melalui anak usahanya, Sindo Citra Media (kini menjadi Surya Citra Media, dengan melakukan merger bersama PT Cipta Aneka Selaras).
                                             SCTV Logo.svg
Meski berkali-kali berpindah kantor, SCTV tetap mengudara setiap hari. Pada tahun 1993 misalnya, SCTV berpindah kantor ke Wisma AKR, Jakarta Barat yang letaknya berdekatan dengan kantor RCTI. Lalu pada tahun 1996, SCTV berpindah kantor lagi ke Wisma Indovision. Menginjak usia ke-11, pada tahun 2001, SCTV kemudian memusatkan kegiatan operasionalnya di Gedung Graha SCTV (sekarang Gedung Graha Mitra milik Indika Group), Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Dan pada tahun 2007, kegiatan operasional SCTV berpusat di Senayan City. Namun, stasiun pemancar dan studio Penta tetap dipusatkan di Kebon Jeruk.

Sejak tahun 1999, mayoritas saham SCTV diakuisisi oleh Surya Citra Media. Pada awal Mei 2013, SCTV dan Indosiar resmi bergabung.

Jika browser anda tidak mendukung silahkan pindah server :
CHANNEL 1 - CHANNEL 2 - CHANNEL 3 - CHANNEL 4 - CHANNEL 5

Sejarah

Televisi lokal

Kantor SCTV di Surabaya. Sebelum mengudara secara nasional, SCTV berkantor di tempat ini. Dan kini telah difungsikan menjadi Stasiun Pemancar SCTV wilayah Surabaya
Logo pertama SCTV saat masih menjadi televisi lokal di Surabaya (24 Agustus 1990-23 Agustus 1993)
Mulanya, SCTV adalah singkatan dari Surabaya Centra Televisi yang melakukan siaran percobaan pada 1 Juni 1990 di Surabaya dan diresmikan pada tanggal 24 Agustus 1990 di Surabaya, Jawa Timur, dengan jangkauan wilayah Surabaya dan sekitarnya (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan) yang mengacu pada izin Departemen Penerangan No. 1415/RTF/K/IX/1989 dan SK No. 150/SP/DIR/TV/1990. Meski pada saat itu SCTV masih berstatus televisi lokal di Surabaya, beberapa merek sempat beriklan di SCTV, misalnya Baygon dan Citra. SCTV didirikan untuk merelai RCTI di Surabaya karena saat itu siaran RCTI hanya dapat ditangkap di Jabodetabek dengan menggunakan dekoder. Saat itu pula, RCTI dan SCTV dikenal sebagai "Saudara Kembar" karena RCTI dan SCTV selalu bersama menayangkan acara-acara yang ditayangkan RCTI meskipun waktu tayang antara RCTI dan SCTV selalu berbeda. Pada tahun 1991, pancaran siaran SCTV meluas mencapai Denpasar, Bali. Sejak itulah kepanjangan SCTV berubah menjadi "Surya Citra Televisi".

Televisi nasional

Logo kedua SCTV setelah pindah ke Jakarta (24 Agustus 1993-31 Juli 2003)
Logo ketiga SCTV (1 Agustus 2003-29 Januari 2005)
Pada tanggal 1 Januari 1993, berbekal SK Menteri Penerangan No. 111/1992, SCTV mendapatkan izin mengudara secara nasional. Namun, siarannya secara nasional dilakukan pada tanggal 24 Agustus 1993 pukul 21.00 WIB, tepat saat SCTV berulang tahun yang ke-3. Secara bertahap, mulai tahun 1993 sampai dengan 1998, SCTV memindahkan basis operasi media siaran nasionalnya dari Surabaya ke Jakarta. Saat ini, melalui 47 stasiun transmisi, SCTV mampu menjangkau 240 kota dan menggapai sekitar lebih dari 175 juta potensial pemirsa.
Pada tanggal 3 Mei 1997, SCTV mulai menggunakan slogan "SCTV NgeTop!", yang bermakna menuju puncak. Selain itu, station ID SCTV ini menonjolkan warna orange yang diharapkan menggugah semangat.
Pada bulan Juni 2003, SCTV mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Surabaya.
Pada tanggal 29 Januari 2005, SCTV mengubah logo dan slogannya menjadi "Satu Untuk Semua". Pada tahun 2006, SCTV memiliki hak siar dalam ajang sepak bola bergengsi di dunia Piala Dunia FIFA 2006.
Studio Liputan 6 di SCTV Tower, Senayan City, Jakarta
Saat ini kantor pusat SCTV terletak di SCTV Tower, Senayan City, Jalan Asia Afrika Lot 19, Jakarta Selatan. Sebelum 23 November 2007, kantor pusat SCTV berada di Jalan Gatot Subroto Kavling 21 Jakarta yang kini ditempati oleh perusahaan dibawah naungan Indika Group. SCTV juga memiliki studio khusus di Jalan Raya Kebon Jeruk Nomor 66 Jakarta Barat dan Studio Emtek City di Jalan Daan Mogot 2 Nomor 21, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Kepemilikan SCTV dikuasai oleh grup Elang Mahkota Teknologi melalui Surya Citra Media (SCM). Sejak tahun 2000, SCTV yang pada awalnya satu manajemen dengan RCTI akhirnya keduanya berpisah manajemen. Direktur Utama SCTV saat ini adalah Sutanto Hartono.
Pada 22 Desember 2011, SCTV berhasil memenangkan bidding hak siar UEFA Champions League dan UEFA Europa League untuk musim 2012/13 hingga musim 2014/15, dan lagi untuk musim 2016/17 hingga musim 2018/19. Pertandingan UEFA Champions League mulai musim 2012/13 akan disiarkan bersama Indosiar, sedangkan UEFA Europa League disiarkan sepenuhnya oleh SCTV.
Pada pertengahan 2013, SCTV resmi menjadi pemegang hak siar Liga Utama Inggris musim 2013–2014 sampai 2015–2016 bersama Indosiar dan TV berbayar Nexmedia.
Pada pertengahan 2016, SCTV resmi menjadi pemegang hak siar La Liga musim 2016–17 sampai musim 2018–2019.







SCTV
SCTV Logo.svg
Situs webwww.sctv.co.id
Ketersediaan
Terestrial
Ambon10 VHF
Balikpapan32 UHF
Banda Aceh46 UHF
Bandar Lampung34 UHF
Bandung52 UHF
Banjarmasin34 UHF
Banyuwangi-- UHF
Batam47 UHF
Bengkulu26 UHF
Bontang26 UHF
Bukittinggi62 UHF
Cilegon55 UHF
Cirebon36 UHF
Denpasar31 UHF
Garut30 UHF
Gorontalo38 UHF
Jakarta45 UHF
Jambi35 UHF
Jayapura30 UHF
Jember62 UHF
Satelit
MNC Vision89
TransVision144
Palapa DMPEG-2
Freq : 3835 Mhz
Polaritas : Horizontal
Symbol Rate : 7000 Ksps
Video PID : 36
Audio PID : 32
PCR PID : 36
MPEG-4
Freq : 4131 Mhz
Polaritas : Horizontal
Symbol Rate : 12250 Ksps
Video PID : 1001
Audio PID : 1002
PCR PID : 1001
BiG TV661
Aora911
Kabel
First Media10
MNC Play89
Media pengaliran
USeeTVSCTV

Transmisi

 Indonesia

SCTV memiliki 41 stasiun transmisi yang mampu menjangkau lebih dari 133 juta penonton televisi di Indonesia.
  • Jakarta 45 UHF
  • Ambon 10 VHF
  • Balikpapan 32 UHF
  • Banda Aceh 46 UHF
  • Bandar Lampung 34 UHF
  • Bandung 52 UHF
  • Banjarmasin 34 UHF
  • Banyuwangi -- UHF
  • Batam 47 UHF
  • Bengkulu 26 UHF
  • Bontang 26 UHF
  • Bukittinggi 62 UHF
  • Cilegon 55 UHF
  • Cirebon 36 UHF
  • Denpasar 31 UHF
  • Garut 30 UHF
  • Gorontalo 38 UHF
  • Jambi 35 UHF
  • Jayapura 30 UHF
  • Jember 62 UHF
  • Kediri 53 UHF
  • Kebumen 45 UHF
  • Kendari 24 UHF
  • Madiun 48 UHF
  • Makassar 35 UHF
  • Malang 46 UHF
  • Manado 34 UHF
  • Mataram 32 UHF
  • Medan 35 UHF
  • Padang 47 UHF
  • Palangkaraya 35 UHF
  • Palembang 32 UHF
  • Palu 31 UHF
  • Pekanbaru 26 UHF
  • Pontianak 35 UHF
  • Purwokerto 45 UHF
  • Samarinda 47 UHF
  • Semarang 35 UHF
  • Surabaya 34 UHF
  • Tegal 55 UHF
  • Yogyakarta 34 UHF

Streaming INDOSIAR sumber : metube.id

Indosiar adalah salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Stasiun televisi ini beroperasi dari Daan Mogot, Jakarta Barat. Indosiar awalnya didirikan dan dikuasai oleh Salim Group. Pada tahun 2004, Indosiar merupakan bagian dari PT. Indosiar Karya Media Tbk. (sebelumnya PT. Indovisual Citra Persada) yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta).
                                              Indosiar 2015.svg
Pada 13 Mei 2011, mayoritas saham PT. Indosiar Karya Media Tbk. dibeli oleh PT. Elang Mahkota Teknologi Tbk., pemilik SCTV (melalui SCM sebelum bergabung dengan IDKM) dan O Channel, menjadikan ketiga stasiun televisi berada dalam satu pengendalian. Kini, stasiun televisi ini resmi dikuasai oleh SCM pasca bergabung dengan IDKM dan "bersaudara" dengan SCTV.

=

Jika browser anda tidak mendukung silahkan pindah server :
CHANNEL 1 - CHANNEL 2 - CHANNEL 3 - CHANNEL 4 - CHANNEL 5
Sejarah
Indosiar memulai siarannya dalam bentuk siaran percobaan pada Agustus 1994. Pada siaran percobaannya, Indosiar hanya menampilkan daftar stasiun pemancarnya saja

Indosiar resmi mengudara pada 11 Januari 1995. Dalam siarannya, Indosiar banyak menekankan kebudayaan. Salah satu program kebudayaan yang selalu ditayangkan adalah acara pertunjukan wayang pada malam minggu.

Bentuk logo Indosiar yang sangat mirip dengan bentuk logo Television Broadcasts Limited, Hongkong. Awalnya, Indosiar memang banyak menayangkan drama-drama Hongkong. Seperti misalnya serial Return of The Condor Heroes yang dibintangi oleh Andy Lau, To Liong To yang dibintangi oleh Tony Leung yang keduanya cukup populer di kalangan penonton.

Selain itu, Indosiar juga memopulerkan sinetron Indonesia yang bertemakan cinta dan keluarga (dimulai sejak munculnya Tersanjung), acara-acara realitas yang melibatkan emosi penonton dan SMS secara langsung (dimulai sejak munculnya AFI), infotainment KISS (Kisah Seputar Selebritis), dan juga program berita seperti Fokus dan Patroli. Indosiar juga menayangkan kartun yang cukup banyak setiap hari Minggu yaitu dari pukul 06.30 sampai 12.00 WIB. Kartun yang pernah populer di Indosiar adalah Dragon Ball, Digimon, Pokemon, Bleach, Naruto, Gundam, dan lain-lain.

Direktur Utama Indosiar saat ini adalah Drs. Imam Sudjarwo, MP.

Pada awal Mei 2013, Indosiar Karya Media resmi bergabung dengan Surya Citra Media dan membuat stasiun televisi ini dikendalikan oleh satu perusahaan media yang juga menguasai SCTV.

Pada pertengahan 2013, Indosiar berhasil memperoleh hak siar Liga Utama Inggris untuk musim kompetisi 2013–2014 hingga 2015–2016 bersama SCTV dan Nexmedia.

Pada tanggal 23 Maret 2018, Indosiar berhasil memperoleh hak siar Liga 1 bersama O Channel dan tvOne.

Transmisi

 Indonesia

Indosiar memiliki 33 stasiun transmisi yang mampu menjangkau lebih dari 133 juta penonton televisi di Indonesia.
  • Jakarta 41 UHF
  • Ambon 38 UHF
  • Balikpapan 28 UHF
  • Bandar Lampung 28 UHF
  • Bandung 54 UHF
  • Banjarmasin 38 UHF
  • Batam 49 UHF
  • Denpasar 27 UHF
  • Jayapura 38 UHF
  • Kupang 38 UHF
  • Makassar 27 UHF
  • Malang 38 UHF
  • Manado 44 UHF
  • Medan 23 UHF
  • Padang 49 UHF
  • Palembang 28 UHF
  • Pangkal Pinang 23 UHF
  • Pekanbaru 28 UHF
  • Pontianak 23 UHF
  • Semarang 27 UHF
  • Surabaya 28 UHF
  • Yogyakarta 28 UHF

Logo pertama Indosiar pada tahun 1995-2007, digunakan sebagai logo perusahaan pada tahun 1995-2015 dan digunakan kembali sebagai logo on-air dari tanggal 16 Maret hingga 8 Oktober 2012
Versi lain dari logo pertama Indosiar, digunakan di station ID pada tahun 1996-2012 dan di promosi pada tahun 1996-2007
Indosiar pernah memakai logo "ikan terbang" di layar kaca televisi sebagai logo on-air dan promosi dari tahun 2007 hingga 16 Maret 2012
Versi lain dari logo pertama Indosiar dengan ikon "berlian", digunakan dari tanggal 8 Oktober 2012 hingga 30 November 2014
Logo Indosiar pada awalnya menggunakan logo yang mirip dengan Television Broadcasts Limited, Hongkong, namun warnanya dibalik dan ditambah tulisan "INDOSIAR" pada tengah warna hijau, karena Indosiar dalam kenyataan yang sebenarnya banyak menyiarkan drama Asia dari Hongkong dan Korea.
Logo yang sekarang digunakan kembali oleh Indosiar awalnya digunakan pada tahun 1995–2007. Namun logo tersebut menimbulkan kontroversi karena logo tersebut sebagai logo saat mengudara di sebelah kiri atas layar TV tabung disinyalir merusak layar TV tabung pada saat itu. Akibatnya layar-layar pada TV tabung di bagian pojok kiri atas jadi berbekas logo Indosiar, apabila diganti ke channel lain.
Namun sejak tahun 2012, logo tersebut kembali digunakan. Akan tetapi, logo tersebut diberi efek mengkilap. Pada tanggal 8 Oktober 2012, logo tersebut diberi efek "berlian". Pada tanggal 1 Desember 2014, logo Indosiar mengalami perubahan gaya huruf untuk pertama kalinya setelah 20 tahun.

Indosiar
PT Indosiar Visual Mandiri
Indosiar 2015.svg
Diluncurkan11 Januari 1995
Dimiliki olehSalim Group (1995-2004)
Indosiar Karya Media (2004-2013)
Surya Citra Media (2013-sekarang)
SloganMemang Untuk Anda
Wilayah siaranNasional
Kantor pusatJl. Damai No. 11, Daan Mogot, Jakarta, Indonesia
Kanal saudariSCTV (2011-sekarang)
O Channel (2011-sekarang)
Elshinta TV (2005-2013)
Situs webwww.indosiar.com
Ketersediaan Nasional
Terestrial
Ambon38 UHF
Balikpapan28 UHF
Bandar Lampung28 UHF
Bandung54 UHF
Banjarmasin38 UHF
Banyumas39 UHF
Batam49 UHF
Bengkulu28 UHF
Bukittinggi50 UHF
Cirebon46 UHF
Denpasar27 UHF
Jakarta41 UHF
Jambi23 UHF
Jayapura38 UHF
Jember60 UHF
Kediri51 UHF
Kupang38 UHF
Madiun44 UHF
Makassar27 UHF
Malang38 UHF
Satelit
MNC Vision78
Palapa D3835 H 7000 (MPEG-2)
4131 H 12250 (MPEG-4)
Kabel
First Media13
MNC Play78
Media pengaliran
UseeTVIndosiar

Streaming INEWS

iNews (kependekan dari Indonesia News, sebelumnya bernama SUN TVSINDOtv dan iNews TV) adalah stasiun televisi swasta nasional di Indonesia.
                                           INews.png  
iNews didirikan oleh Media Nusantara Citra. Waktu siaran iNews adalah 24 jam sehari.

Jika browser anda tidak mendukung silahkan pindah server :
CHANNEL 1 - CHANNEL 2 - CHANNEL 3 - CHANNEL 4 - CHANNEL 5

Sejarah

Logo SUN TV (5 Maret 2008-25 September 2011)
iNews pertama kali bersiaran pada tanggal 5 Maret 2008 dengan nama SUN TV. Awalnya, SUN TV hanya dapat disaksikan melalui televisi berlangganan Indovision (sekarang MNC Vision), OkeVision, dan Top TV. Dalam perkembangannya, SUN TV kemudian mengudara secara terestrial sebagai televisi lokal setelah membangun beberapa stasiun relai di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi yang disiarkan melalui stasiun televisi yang berbasis di Tangerang bernama TV3, yang awalnya hanya menayangkan infomersial di sela-sela waktu kosong. Sementara induknya, SUN TV tetap menayangkan programnya untuk pemirsa di Indovision, OkeVision, dan Top TV. SUN TV juga merupakan televisi lokal di Indonesia pertama yang mengudara selama 24 jam tanpa henti. Namun, pada tahun 2011, TV3 melepaskan diri dari SUN TV dan kemudian diambilalih kepemilikannya oleh CTV Banten.
Logo SINDOtv (26 September 2011-6 April 2015)
Pada tanggal 26 September 2011, SUN TV berubah nama menjadi SINDOtv yang merupakan bagian dari sinergi Sindo Media bersama Sindo Trijaya FM dan SINDOnews.com. 3 tahun kemudian, tepatnya pada 23 September 2014, secara resmi Menteri Komunikasi dan Informatika RI memberikan izin stasiun jaringan bagi SINDOtv. Kemudian pada 15 Desember2014, SINDOtv resmi diluncurkan sebagai televisi nasional dalam acara Soft Launching Luar Biasa!.
Logo iNews TV (6 April 2015-31 Oktober 2017)
SINDOtv secara resmi mengubah namanya menjadi iNews TV setelah mengadakan ajang penghargaan iNewsmaker Awards yang dilaksanakan pada tanggal 6 April 2015. Selain itu, televisi lokal yang berada di bawah jaringan televisi ini turut berganti nama menjadi iNews TV (kecuali Kaltim TV).
Pada tanggal 1 Desember 2016, iNews TV memindahkan logonya dari sebelumnya ke kanan menjadi ke kiri.
Pada tanggal 31 Oktober 2017, iNews TV berganti nama menjadi iNews bertepatan dengan acara Metamorfosa iNews.

Jangkauan siaran

Saat ini, iNews memegang beberapa siaran televisi lokal yang ada di Indonesia, diantaranya adalah:
  • Jakarta – 30 UHF
  • Bandung – 22 UHF
  • Medan – 45 UHF
  • Padang – 31 UHF
  • Palembang – 44 UHF
  • Lubuk Linggau – 53 UHF
  • Bandar Lampung – 50 UHF
  • Pontianak – 45 UHF
  • Semarang – 45 UHF
  • Bali – 53 UHF
  • Makassar – 51 UHF
  • Surabaya – 62 UHF
  • Kediri – 62 UHF
  • Madiun – 62 UHF
  • Sukabumi – 28 UHF
  • Jambi – 56 UHF
  • Pekanbaru – 57 UHF
  • Banda Aceh – 40 UHF
  • Mataram – 36 UHF
  • Kendari – 44 UHF
  • Gorontalo – 56 UHF
  • Bengkulu – 53 UHF
  • Tanah Datar – 25 UHF
  • Pematangsiantar – 60 UHF
  • Kupang – 56 UHF
  • Pangkalpinang – 47 UHF
  • Palangkaraya – 55 UHF
  • Palu – 45 UHF
  • Tarakan – 47 UHF
  • Ambon – 58 UHF
  • Masohi – 52 UHF
  • Mamuju – 34 UHF
  • Ternate – 24 UHF
  • Jayapura – 51 UHF
  • Biak – 26 UHF
  • Manokwari – 24 UHF
  • Merauke – 22 UHF
  • Nabire – 22 UHF
  • Magelang – 54 UHF
  • Batam – 61 UHF
  • Samarinda – 61 UHF (melalui Kaltim TV)
  • Tenggarong – 35 UHF
  • Banjarmasin – 50 UHF
  • Manado – 26 UHF
  • Majalengka – 60 UHF
  • Garut – 60 UHF
  • Purwokerto – 29 UHF
  • Surakarta – 45 UHF
  • Lhokseumawe – 30 UHF
  • Sabang – 50 UHF
  • Payakumbuh – 36 UHF

INews
INews.png
Diluncurkan5 Maret 2008
(sebagai SUN TV)
26 September 2011
(sebagai SINDOtv)
6 April 2015
(sebagai iNews TV)
31 Oktober 2017
(sebagai iNews)
Dimiliki olehMedia Nusantara Citra (2008-sekarang)
Sindo Media (2011-2015)
Negara Indonesia
Wilayah siaranNasional
Kantor pusatiNews Center Lt. 7, Jl. K.H. Wahid Hasyim No. 28 Jakarta
Sebelumnya bernamaSUN TV (2008-2011)
SINDOtv (2011-2015)
iNews TV (2015-2017)
Situs webtv.inews.id
Ketersediaan
Terestrial
Ambon58 UHF
Banda Aceh40 UHF
Bandar Lampung50 UHF
Bandung22 UHF
Banjarmasin50 UHF
Batam61 UHF
Batusangkar25 UHF
Bengkulu53 UHF
Biak Numfor26 UHF
Denpasar53 UHF
Gorontalo56 UHF
Garut60 UHF
Jakarta30 UHF
Jambi56 UHF
Jayapura51 UHF
Kediri62 UHF
Kendari44 UHF
Kupang56 UHF
Lubuk Linggau53 UHF
Madiun62 UHF
Satelit
Palapa D3774/H/6500 MPEG-4
4186/V/8800 MPEG-2
MNC Vision83

Streaming GTV

GTV (sebelumnya bernama Global TV) adalah salah satu stasiun televisi swasta nasional di Indonesia. Berawal dari sebuah stasiun televisi lokal di Jakarta, GTV belakangan meluaskan siaran ke 5 kota besar lainnya.
                                    GTV (2017).svg
Mulanya, GTV hanya menayangkan acara dari MTV Indonesia. Namun sejak 2005, GTV mulai menayangkan acaranya sendiri.

GTV memiliki hak siar atas liga balap paling bergengsi di dunia, Formula 1 setelah sebelumnya hak siar Formula 1 dimiliki TPI (sekarang MNCTV), iNews dan Kompas TV, dan kejuaraan dunia balap antar negara, A1. Kedua ajang ini disiarkan GTV sendirian. GTV juga memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Euro 2008, bersama RCTI dan MNCTV.

Direktur Utama GTV saat ini adalah David Fernando Audy yang menggantikan Daniel Tatang Hartono.

GTV menjadi hak siar resmi Piala Dunia FIFA 2010 dan selanjutnya, GTV dan MNCTV menayangkan Liga Utama Inggris selama musim 2010-11 sampai 2012-13. GTV juga pernah menayangkan liga sepak bola Eropa selain Liga Inggris yaitu La Liga, Bundesliga dan Serie A. GTV pernah memiliki hak siar dalam ajang sepak bola Liga Prima Indonesia, bersama RCTI dan MNCTV. Pada tahun 2011, GTV menjadi hak siar resmi SEA Games 2011.

Mulai November 2017, sebulan setelah adanya tayangan acara realitas dalam restrukturisasi, GTV tidak menyiarkan acara olahraga lagi, namun tetap menayangkan acara berita olahraga bernama 100% Sport.
Jika browser anda tidak mendukung silahkan pindah server :
CHANNEL 1 - CHANNEL 2 - CHANNEL 3 - CHANNEL 4 - CHANNEL 5

Sejarah
GTV yang mulanya bernama Global TV awalnya dimiliki oleh IIFTIHAR, memperoleh izin siaran pada tanggal 25 Oktober 1999. Sebenarnya, Global TV ditujukan untuk televisi dengan syiar Islam, pendidikan, teknologi dan pengembangan sumber daya manusia.

Sejak 2001, Bimantara Citra mengakuisisi saham kepemilikan Global TV. Pada tanggal 1 Juni 2002, Global TV memulai siaran percobaan serta merelai MTV Indonesia (yang sebelumnya direlai melalui ANTV) selama 15 jam sehari. Pada tanggal 8 Oktober 2002, Global TV diluncurkan sebagai televisi nasional untuk anak muda. Pada tahun 2005, Global TV mulai menayangkan acaranya sendiri serta mendapatkan hak siar Formula 1. Dalam perkembangannya juga menyiarkan acara-acara non-MTV dengan pembagian 8 jam untuk acara Global TV, 8 jam untuk MTV Indonesia dan 8 jam untuk Nickelodeon yang juga pernah ditayangkan di Lativi (sekarang tvOne). Pada awalnya pula, kartun dari Nickelodeon adalah kartun yang banyak di Global TV, namun sekarang juga menyiarkan kartun non-Nickelodeon, termasuk anime.

Namun sejak 2012, Global TV tidak menayangkan MTV Indonesia lagi.

Logo pertama Global TV dengan akronim TVG (1 Juni 2002-13 Oktober 2006)
Logo kedua Global TV (13 Oktober 2006-1 Juli 2008)
Logo ketiga Global TV (1 Juli 2008-28 Maret 2012, namun logo "G" tetap digunakan saat pergantian siaran nasional/lokal untuk wilayah luar Jabodetabek hingga 2017)
Logo terakhir Global TV (29 Maret 2012-11 Oktober 2017)
GTV awalnya menggunakan logo dengan tulisan "tv" warna hijau dan huruf "G" besar warna biru digunakan ketika masih merelai acara-acara MTV Indonesia, digunakan pada tanggal 8 Oktober 2001 hingga 13 Oktober 2005. Seiring makin banyaknya acara non-MTV yang tayang di GTV, termasuk acara Nickelodeon, logo "Gtv" dipensiunkan dan diganti dengan logo yang terdiri dari huruf "G" yang memiliki perpaduan warna hijau, jingga, dan biru di atasnya dengan tulisan "GlobalTV" di bawahnya pada tanggal 13 Oktober 2006, bertepatan dengan acara "Fant4stik", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-4. Agar lebih segar, Global TV mengganti logonya dengan bola tiga-dimensi biru dengan huruf "G" dengan tulisan "globaltv" pada tanggal 1 Juli 2008, pada saat Euro 2008 berakhir.
Pada tanggal 28 Maret 2012, Global TV meluncurkan logo barunya saat penayangan langsung acara "Lampion 100% Ekspresif". Logo ini mirip dengan logo MNCTV dan SINDOtv. David Fernando Audy, selaku Direktur Utama Global TV mengatakan, “Logo baru ini merupakan bentuk penyempurnaan dari logo sebelumnya dan mempresentasikan perkembangan Global TV dari tahun ke tahun yang semakin kuat dengan program-programnya, baik on-air maupun off-air. Juga dari berbagai hal lain yang membuat Global TV semakin menjadi pilihan pemirsa Indonesia”
Pada tanggal 11 Oktober 2017, Global TV mengganti nama dan logonya menjadi GTV, bertepatan dengan acara "Amazing 15", yaitu perayaan Ulang Tahun Global TV ke-15. Huruf "G" pada logo GTV ini mirip dengan logo yang sebelumnya bernama Global TV digunakan pada tahun 2006-2008.

GTV
PT Global Informasi Bermutu
GTV (2017).svg
Diluncurkan8 Oktober 2002 (sebagai Global TV)
11 Oktober 2017 (sebagai GTV)
Dimiliki olehIIFTIHAR (1999-2001)
Bimantara Citra (2001-2003)
Media Nusantara Citra (2003-sekarang)
SloganSebagai Global TV
Nongkrong Terus di Global TV (2002-2005)
Millions of Entertainment (2005-2006)
Global TV Seru! (2005-2008, 2011-2017)
Untuk Keluarga Indonesia (2008-2011)
100% Seru! (2011-2013)
Sebagai GTV
Pilihan Terbaik Keluarga Indonesia (2017-sekarang)
Wilayah siaranFree-to-air/Kabel/Satelit
Indonesia
Kantor pusatGTV Building, Jl. Lapangan Bola, Kebon Jeruk, Jakarta, Indonesia
Sebelumnya bernamaGlobal TV (2002-2017)
Kanal saudariRCTI (2005-sekarang)
MNCTV (2005-sekarang)
iNews (2008-sekarang)
Situs webgtv.id
Ketersediaan Nasional
Terestrial
Ambon51 UHF
Balikpapan50 UHF
Banda Aceh26 UHF
Bandar Lampung38 UHF
Bandung46 UHF
Banjarmasin28 UHF
Batam57 UHF
Bengkulu55 UHF
Cirebon21 UHF
Denpasar47 UHF
Garut46 UHF
Gorontalo60 UHF
Jakarta51 UHF
Jambi31 UHF
Jayapura36 UHF
Jember23 UHF
Kediri42 UHF
Kendari57 UHF
Kupang46 UHF
Madiun24 UHF
Satelit
Palapa D3934/H/7200 (MPEG-4)
4186/V/8800 (MPEG-2)
MNC Vision81
Transvision143
Kabel
First Media53
MNC Play81